Pulau Nias, Usai perayakan Natal tahun baru terminal Pelabuhan angin Gunungsitoli terlihat begitu ramai dipadati calon penumpang yang akan menyebrang ke Sibolga. Sejak tanggal 01 hingga 08 Januari 2016 kapal penyebrangan Gunungsitoli-Sibolga begitu sesak dipadati para penumpang, hingga lantai kapal yang seharusnya tempat parkir kendaraan dimanfaatkan sebagai tempat duduk dengan beralaskan kardus dan tikar apa adanya.
Para penumpang tersebut adalah mereka yang kembali ke tempat kerja setelah selesai merayakan Natal dan Tahun Baru dengan keluarganya dikampung halaman, namun sebagian besar juga terdapat penumpang yang hendak merantau mengadu nasib di Negeri orang.
Urbanisai ini diperkirakan didorong oleh kondisi perekonomian di Pulau Nias tidak stabil, pasalnya banyak masyarakat desa yang megeluh akan semakin merosotnya harga komoditi seperti karet. Selain itu juga pasca Pilkada serentak 2015 di empat Kabupaten satu Kota di Pulau Nias, yang menghasilkan para pemimpian baru selain Kabupaten Nias, sudah tentu peralihan kepemimpinan berdampak pada kestabilan pemerintahan yang bisa jadi bersentuhan langsung dengan kebijakan ekonomi masyarakat.
Untuk diketahui, di Pulau Nias sebagian besar masyarakat desanya menggantung hidup dari penghasilan menderes karet. jadi banyangkan saja jika satu keluarga hanya mendapatkan 5-10 kg karet per harinya dengan posisi harga pasar Rp.4000/kg, sedangkan harga kebutuhan jauh lebih tinggi. Sehingga kebanyakan masyarakat meninggalkan desa, memilih merantau untuk dapat menyambung hidup.
Hapanya Pemerintah serius menjalankan dan mengawasi program Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi melalui Dana Desa yang tiap tahunya akan dikucurkan dari APBN, dapat mengatasi masalah perekonomian masyarakat pedesaan di Pulau Nias.