KabarDesa.com, Bogor – Tradisi Rabu Wekasan sudah lama dikenal masyarakat Sunda sejak jaman para sesepuh adat di kawasan kulon Jawa Barat.
Apa itu tradisi Rabu Wekasan? Salah satu warga Ciawi, AM Sucipto, menjelaskan mengenai maksud dari Rabu Wekasan itu.
“Rebo artinya hari Rabu dalam bahasa Jawa yang diartikan kedalam bahasa Indonesia. Sedangkan Wekasan dalam bahasa Jawa pungkasan atau terakhir, jadi arti dari Rebo Wekasan dapat diartikan hari Rabu terakhir, tapi menurut istilah tradisi adalah hari Rabu terakhir di bulan Shafar,yaitu bulan kedua dari dua belas bulan penanggalan hijriah,” jelas Sucipto.
Jadi Rebo Wekasan itu artinya tradisi memperingati hari Rabu terakhir di bulan Shafar, dengan tujuan menolak balak dengan cara melakukan kegiatan keagamaan seperti sholat sunah dan melakukan doa memanjatkan syukur untuk keberkahan.
Hal tersebut dilakukan oleh warga kampung Bakom Ciawi Bogor dengan cara yang sudah dilakukan selama ini.
Bagaimana menurut ulama tentang tradisi ini?
Menurut KH Dede Akbar Suryana, Pengasuh Majelis Pecinta Sholawat, Balai Endah Bandung, tradisi ini adalah untuk memperingati kalau Tuhan menunjukkan petaka atau bala sebagai cobaan umat manusia di muka bumi, dan untuk menghindari petaka manusia disarankan untuk mendekatkan diri serta memohon keselamatan kepada sang pencipta.
Hingga saat ini tradisi memperingati Rebo Wekasan masih tetap dilakukan warga sunda, bangsa yang menghormati para pendahulu tentu akan melestarikan adat budaya ini sebagai warisan para pendahulu.* (Ug Dani/A Muhayat.)