KABARDESA.COM, PONOROGO – Semangat menjaga keberagaman maupun kebhinekaan serta untuk memperkokoh persatuan dan kesatuan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) terus digelorakan oleh sebagian besar masyarakat di Kabupaten Ponorogo, Jawa Timur. Salah satu cara yang dilakukan oleh masyarakat Bumi Reyog untuk menjaga kerukunan tersebut dilakukan, Selasa (25/7/2017) malam dengan menggelar Jagongan Budaya Lintas Iman dengan tema “Mempererat Kebhinekaan, Merumat Kesatuan, Menjaga NKRI”.
Acara tersebut dihadiri puluhan orang dari berbagai tokoh masyarakat, tokoh pemuda serta tokoh lintas agama Islam, Kristen, Katholik, Hindu, Budha serta aliran kepercayaan dan dilaksanakan di Gereja Santa Maria, Jalan Gajahmada, Kelurahan Bangunsari, Kecamatan Ponorogo, Kabupaten Ponorogo. Selain itu juga hadir Kapolsek Ponorogo AKP Suyanto dan salah satu anggota DPRD Kabupaten Ponorogo dari Fraksi PDIP H. Agung Priyanto, SE,.MM.
Pada kesempatan itu Romo Slamet selaku tuan rumah mengaku sangat senang dengan silaturahmi lintas iman tersebut karena bisa memperkokoh persatuan bangsa. “Ini sangat membangggakan karena kita bersama-sama mempererat persaudaraan antar umat beragama,” ujar Romo Slamet.
Dia berharap kegiatan Jagongan Budaya Lintas Iman ini bisa dilaksanakan rutin. “Semoga perjumpaan ini selalu lestari dengan mengesampingkan perbedaan,” harapnya.
Pada kesempatan itu, Kapolsek Ponorogo, AKP Suyanto menyatakan sangat berterimakasih sekali dengan kegiatan seperti ini dimana beberapa elemen atau agama bisa berkumpul bersilaturahmi. “Tentunya hal ini bisa dipertahanhan guna memupuk persatuan dalam rangka menjaga NKRI,” tutur AKP Suyanto.
Pihaknya juga berharap kepada semua pihak apabila menerima berita di media sosial dimohon berhati-hati dalam menyingkapi karena belum tentu kebenarannya. “Jangan mudah terpancing dan terprovokasi dari sebuah informasi yang kurang valid karena bisa memecah belah kerukunan umat,” tegasnya.
Lebih lanjut dia juga berharap masyarakat untuk mewaspadai bahaya kebakaran. Disela-sela sambutanya, Kapolsek Ponorogo juga menghimbau jika mempunyai anak apabila belum cukup umur dan belum mempunyai SIM supaya tidak diperbolehkan mengendarai sepeda motor.
Terkait adanya ajakan mengikuti aksi demo ke ibu kota, dia meminta secara khusus kepada masyarakat Ponorogo untuk tidak ikut berangkat ke Jakarta. “Aksi damai apapun bisa dilakukan di daerah saja tidak perlu ke ibu kota,” ajaknya.
Perwakilan dari Aliran Kepercayaan Sapto Darmo, Suyatno menyampaikan beberpa hal tentang ajaran Sapto Darmo. Sementara itu dari tokoh Nahdlatul Ulama (NU), Muis juga menyampaikan beberapa hal tentang ke-NU-an dan Ahli Sunnah Wal Jamaah (Aswaja).
Anggota Fraksi PDIP DPRD Kabupaten Ponorogo H. Agung Priyanto menyampaikan perlunya menjaga persatuan dan kesatuan bangsa. “Jangan karena perbedaan kita terpecah belah. Dengan acara seperti ini bisa mempersatukan kita dalam perbedaan,” ungkap H. Agung Priyanto.
Terkait Perppu tentang ormas dalam rangka menangkal radikalisme, H. Agung Priyanto berharap masyarakat berfikir positif. “Mari berkepribadian dalam budaya,” pintanya.
Pada kesempatan itu juga disampaikan berbagai hal tentang perlunya menjaga persatuan dan kesatuan oleh tokoh agama Kristen Katholik, Romo Bowo. Acara diakhiri dengan pemotongan tumpeng Bhineka Tunggal Ika dan doa bersama menurut Agama dan kepercayaan masing-masing. (MUH NURCHOLIS)
Peserta Anugerah Jurnalisme Warga 2017