Kabardesa.com, Malang – Desa atau Kampung selalu merupakan lahan yang paling sempurna untuk menggali segala wujud ekspresi seni, tradisi, dan ritual budaya.
Sempuyun, adalah kelompok kecil dari para pecinta sejarah, seni dan budaya tradisional yang ada di Kecamatan Pujon, Kabupaten Malang. Beranggotakan dari para warganet, pengrajin, penggiat kesenian yang memiliki kesamaan hobi dan kecintaan akan kelestarian seni dan budaya lokal.
Dalam keinginan mewujudkan salah satu visi misinya, Sempuyun mengemas program yang sedikit berbeda, yakni dengan menamakan programnya “Sonjo Deso”.
Di awali dengan anjang sana ke setiap desa yang berada di sekitar anggota komunitasnya. Selain bertujuan mempererat tali silaturrahmi di desa atau kampung sekitar. Harapannya, dengan kehadiran kelompok apresiasi atau komunitas Sempuyun, hal-hal istimewa yang dimiliki oleh sebuah desa atau kampung, semakin bisa terangkat, atau paling tidak bersama-sama dalam berupaya memperkenalkan ke dunia.
Sehingga masyarakat setempat juga dapat semakin mencintai serta mengetahui pentingnya dan bermaknanya harta budaya yang mereka miliki.
Mungkin masih terdapat beberapa hal yang bisa saja selama ini belum terangkat, dikenal atau diketahui oleh publik. Bahwasanya di sana ada satu karya seni, kesenian atau kearifan budaya lokal. Yang dimana sesungguhnya semua itu bisa dijadikan potensi atau ikon wisata yang nantinya bisa menarik wisatawan.
Sejauh ini dapat dijadikan pelajaran untuk melakukan pemetaan tradisi-budaya adalah “peninggalan”, entah yang berupa cerita dan dongeng, kreativitas, kesenian dan kearifan budaya lainnya.
“Desa atau Kampung bisa dibilang adalah pusat budaya dimana peradaban dimulai dan dikembangkan sarat dengan kearifannya” ungkap Subur, Ketua Komunitas Pecinta Sejarah, Seni dan Budaya Tradisional yang mereka namakan “Sempuyun”.
“Sempuyun ingin menjadi sahabat bagi semua, menjadi mitra yang selalu siap berbagi dan saling mengapresiasi. Bersama-sama mereka menghadapi tantangan yang sama, menghadapi ketakutan dan harapan yang sama, bersama-sama mereka bahkan bisa membangun impian yang sama untuk hidup harmonis, Guyub Rukun dalam kecintaan pada keelokan budaya adhi luhung warisan leluhur. Agar tetap dikenal generasi, terus lestari dan terangkat menjadi ikon wisata yang tentunya unik serta menarik bagi wisatawan dari manapun,” pungkasnya. (Ade)